kuusap air mata yang membanjiri pipiku
tak kuperlihatkan wajahku yang kehilangan ronanya
ku hanyatertunduk menutupi realita
aku terlalu malu tuk menerima pahit ini
ia mengina dina kan ku
mengolok-olok ku di depan semua orang
mungkin memang aku hanya orang pinggiran
tapi manusiawikah hal itu??
nyali ku telah ciut untuk berlari keluar
cukup sudah aku menerima segala caci maki ini
jiwaku merindukan sang pujian
dulu rasanya pernah kudapatkan
terasa manis terngiang di pelipis ku
memoarku sungguhlah menggiurkan
sampai rasa" nya ingin keluar saja air liurku
bhkan mengingatnya aku mungkin dapat tertawa
suatu hal yang amat jarang ku lakukan sekarang
tawaku ini hanyalah tawa penuh kegetiran
ah lupakan segala masa itu
realita memang harus kujalani
biarlah kutelan bulat-bulat segala nasib yang ditimpakan padaku
memang menyayat hati
namun mau dikata apa lagi?
inilah kehidupan
tempat diaman orang tak mengenal hati nurani