Pages

Rabu, 09 Juni 2010

sebuah JANJI, PENANTIAN, dan KENANGAN

Entah sudah berapa ratus kali ku melewati jalan ini untuk menunggumu. Di taman ini, aku tetap setia menunggu menepati janjimu 2 tahun lalu padaku. Hari ini tepat 2 tahun kau menngucap janjimu itu dan hari ini kau tetap tidak datang. Hati nuraniku berkata, "Untuk apa menunggu orang yang tak pernah datang lagi kemari?" Berulang kali aku dihantui pertanyaan itu, dan entah mengapa aku belum siap untuk melupakanmu.

Bila kuingat saat pertama kali kita saling memangdang dan bertatap muka. Ku merasakan ada pancaran berbeda darimu yang membuatku penasaran terhadap dirimu. Aku yang sebelum nya tak pernah tahu perasaan ini, kini kau hadir dan membuatku tahu akan perasaan CINTA. Kau seakan membawaku ke dunia yang baru. Dulu, hari-hariku yang terasa begitu membosankan terisi oleh tawa-tawamu yang mewarnai dan menghiasi hariku.

Ku tak pernah sedikit pun mencoba melupakan kenangan yang telah kau dan aku lalui. Yang pasti aku selalu ingat di hari kau mengucapkan janji mu di taman ini agak kita selalu bersama, dan di hari itu pula kau meninggalkanku.
Bayang-bayangmu selalu hadir di mimpiku, dan janjimu juga kenangan kita. Mungkin sudah puluhan kali aku terbanugn dari mimpiku karena harus berpisah denganmu

Dulu setelah kau mengucap janji, kau dan aku memikirkan masa depan indah kita berdua. Akhirnya pun aku tertidur di pundakmu. tak lama, aku pun terbangun dari tidurku akibat tetes hujan yang membasahi pipiku. Dengan segera mataku mencari-cari dirimu. Kuteriakkan namamu, namun sia-sia saja. Suara hujan seakan menenggelamkan suaraku meskipun aku sudha berteriak sekuat tenaga.

sejak saat itu, kau seakan hilang dan kehidupan ku juga teman-temanku. Hilang nya dirimu membuat hidupku suram seperti saat aku belum berkenalan dengan mu. Teman-teman ku selalu mencoba menghibur diriku. "Sudahlah, ia pasti akan kembali." Itulah kata-kata yang sellau diucapkan temanku. Namun semua temanku tak pernah mengerti diriku. Mereka tak tahu betapa sakit hatiku. Tak heran mataku selalu bengkak karena kurang tidur maupun menangis.

Tak lama setelah kepergianmu, temanku memberitahu bahwa kau pergi ke Amerika. Hatiku rasanya hancur berkeping-keping dan seakan seribu pertanyaan menghujani pikiran ku "untuk apa kau pergi ke Amerika?" "mengapa kau tak pernah mengatakan kepergianmu padaku?" dan satu pertanyaan yang selalu membuatku sesak "mana janjimu padaku." apakah belum cukup, kepergianmu ini saja merupakan pengalaman terkelam selama hidupku.

Tahun ajaran baru kini telah dimulai, pagi ini dengan semangat ku berharap kau datang di taman itu. Kini hampir 3 tahun berlalu saat kau ucap janjimu itu padaku, dan kenangan kita merupakan kenangan yang sangat berharga yang selalu ku simpan dalam hatiku. Kini aku sudah masuk SMA dan ku berharap ada pengalaman manis di kehidupan SMA ku ini. Yah semoga saja...

"Eeh ,, kita sekelas lagi lho..!" ucap Andrea padaku."Waah... kebetulan bangettt....!" aku pun tersenyum. Mungkin memang aku masih bisa tersenyum, tapi seakan semau senyumku ini hanya palsu. Dibalik senyumku ini hatiku menangis. Aku dan Andrea segera memasuki kelas baru kami. Di kelasku ini ada orang yang mirip dengan Andrew, hanya saja sifat mereka berbeda 180 derajat! Namanya adalah Bobby. Mataku sempat melotot melihat kemiripan muka Andrew dan Bobby.

Bobby yang konyol, cerewet, usil, dan pembuat onar di kelas ini dipasangkan duduk denganku. Hari itu merupakan hari tersial ku selama masuk SMA. Namun, untuk beberapa saat hariku yang suram terisi oleh kehadiran Bobby, sama pada saat Andrew mengisi hari-hariku. Aku dan Bobby selalu saling berbagi cerita. Tapi hanya satu hal yang tak pernah kuceritakan padanya, yaitu tentang Andrew. Aku belum siap untuk mengatakan padanya.

Setiap sabtu sepulang sekolah, aku selalu menyempatkan diriku ke taman tempat aku dulu bersama Andrew. Biasanya di taman itu aku mencari inspirasi untuk karya-karyaku. Mungkin sudah puluhan puisi yang kutulis tentang Andrew. Walaupun Bobby mulai mengisi hatiku, tetapi tak ada yang bisa mengantikan Andrew di hatiku. Meskipun aku harus menunggu sapai maut menjemputku.

Di taman ini, kita berkenalan, menghabiskan waktu bersama, mengucapkan janji, dan juga berpisah. Juga di taman ini lah aku tetap menunggu mu dengan setia.

Minggu, 06 Juni 2010

ALAM

pernah kah kalian merasakan?
ketika dunia yang kalian pijaki telah berubah
saat kondisi dan keadaan sudah tak bersahabat
dan tak memberimu celah untuk memasukinya..

pernahkah kalian merasakan?
saat alam mulai berubah
musim-musim menjadi tak menentu..
bencana datang silih berganti

dan ketika saat semua telah terjadi
semua orang gencar untuk memperbaiki
tapi bukannlah itu hanya omongan belaka
dan akan jadi omongan belaka jika tak dilakukan

alam yang dulu aman dan nyaman
dikagumi keindahan nya
sekarang yang tersisa hanyalah
alam yang telah rusak

kemanakah alam yang dulu
semua binatang, tumbuhan bergantung padanya
tapi apa perbuatan kita?
kita egois dan merusaknya

mungkin binatang akan bicara jika bisa
"jangan rusak alam kami"
tapi apa yang kita lakukan
kita malah menghancurkan kan tempat kita bernaung

tidak kah kita sadar?
bahwa kita begitu egois?
apakah ini yang kita mau?
dunia yang seperti sekarang?

ataukah kita akan berubah?
kembali merawat dan bukan hanya bicara saja
jika kita tidak mulai dari sekarang
kapan lagi?