Bila kuingat saat pertama kali kita saling memangdang dan bertatap muka. Ku merasakan ada pancaran berbeda darimu yang membuatku penasaran terhadap dirimu. Aku yang sebelum nya tak pernah tahu perasaan ini, kini kau hadir dan membuatku tahu akan perasaan CINTA. Kau seakan membawaku ke dunia yang baru. Dulu, hari-hariku yang terasa begitu membosankan terisi oleh tawa-tawamu yang mewarnai dan menghiasi hariku.
Ku tak pernah sedikit pun mencoba melupakan kenangan yang telah kau dan aku lalui. Yang pasti aku selalu ingat di hari kau mengucapkan janji mu di taman ini agak kita selalu bersama, dan di hari itu pula kau meninggalkanku.
Bayang-bayangmu selalu hadir di mimpiku, dan janjimu juga kenangan kita. Mungkin sudah puluhan kali aku terbanugn dari mimpiku karena harus berpisah denganmu
Dulu setelah kau mengucap janji, kau dan aku memikirkan masa depan indah kita berdua. Akhirnya pun aku tertidur di pundakmu. tak lama, aku pun terbangun dari tidurku akibat tetes hujan yang membasahi pipiku. Dengan segera mataku mencari-cari dirimu. Kuteriakkan namamu, namun sia-sia saja. Suara hujan seakan menenggelamkan suaraku meskipun aku sudha berteriak sekuat tenaga.
sejak saat itu, kau seakan hilang dan kehidupan ku juga teman-temanku. Hilang nya dirimu membuat hidupku suram seperti saat aku belum berkenalan dengan mu. Teman-teman ku selalu mencoba menghibur diriku. "Sudahlah, ia pasti akan kembali." Itulah kata-kata yang sellau diucapkan temanku. Namun semua temanku tak pernah mengerti diriku. Mereka tak tahu betapa sakit hatiku. Tak heran mataku selalu bengkak karena kurang tidur maupun menangis.
Tak lama setelah kepergianmu, temanku memberitahu bahwa kau pergi ke Amerika. Hatiku rasanya hancur berkeping-keping dan seakan seribu pertanyaan menghujani pikiran ku "untuk apa kau pergi ke Amerika?" "mengapa kau tak pernah mengatakan kepergianmu padaku?" dan satu pertanyaan yang selalu membuatku sesak "mana janjimu padaku." apakah belum cukup, kepergianmu ini saja merupakan pengalaman terkelam selama hidupku.
Tahun ajaran baru kini telah dimulai, pagi ini dengan semangat ku berharap kau datang di taman itu. Kini hampir 3 tahun berlalu saat kau ucap janjimu itu padaku, dan kenangan kita merupakan kenangan yang sangat berharga yang selalu ku simpan dalam hatiku. Kini aku sudah masuk SMA dan ku berharap ada pengalaman manis di kehidupan SMA ku ini. Yah semoga saja...
"Eeh ,, kita sekelas lagi lho..!" ucap Andrea padaku."Waah... kebetulan bangettt....!" aku pun tersenyum. Mungkin memang aku masih bisa tersenyum, tapi seakan semau senyumku ini hanya palsu. Dibalik senyumku ini hatiku menangis. Aku dan Andrea segera memasuki kelas baru kami. Di kelasku ini ada orang yang mirip dengan Andrew, hanya saja sifat mereka berbeda 180 derajat! Namanya adalah Bobby. Mataku sempat melotot melihat kemiripan muka Andrew dan Bobby.
Bobby yang konyol, cerewet, usil, dan pembuat onar di kelas ini dipasangkan duduk denganku. Hari itu merupakan hari tersial ku selama masuk SMA. Namun, untuk beberapa saat hariku yang suram terisi oleh kehadiran Bobby, sama pada saat Andrew mengisi hari-hariku. Aku dan Bobby selalu saling berbagi cerita. Tapi hanya satu hal yang tak pernah kuceritakan padanya, yaitu tentang Andrew. Aku belum siap untuk mengatakan padanya.
Setiap sabtu sepulang sekolah, aku selalu menyempatkan diriku ke taman tempat aku dulu bersama Andrew. Biasanya di taman itu aku mencari inspirasi untuk karya-karyaku. Mungkin sudah puluhan puisi yang kutulis tentang Andrew. Walaupun Bobby mulai mengisi hatiku, tetapi tak ada yang bisa mengantikan Andrew di hatiku. Meskipun aku harus menunggu sapai maut menjemputku.
Di taman ini, kita berkenalan, menghabiskan waktu bersama, mengucapkan janji, dan juga berpisah. Juga di taman ini lah aku tetap menunggu mu dengan setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar